Rabu, 25 Februari 2015

Skripsi oh skripsi...

Puyeng dah... semangat loyo gara2 kesalahan teknis,,, hasil revisian di tumpuk ma pustaka... ya sudahlah ngulang lagi...
Skripsi menunjukan hasil yang mulai memuaskan...
Anggrek... Bisa buat data base tentang anggrek ngga ya....
Dendrobium, Phalaenopsis, dan genus2 lain... 
 
 

Senin, 16 Februari 2015

Kultur In Vitro Dendrobium sp.

Kultur in Vitro Dendrobium sp.







Oleh
Prasadhana Tungga Dewa    B1J010079



Makalah Tugas Terstruktur Orkhidologi




KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2014


I.                PENDAHULUAN

Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan.Kultur jaringan terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu mengkulturkan satu sel dari tanaman.

Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang relatifr singkat. Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak membutuhkan temapat yang besar.

Keberhasilan dari kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur. Ketepatan konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan tanaman. Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman mengalami keracunan unsur hara. Oleh karena itu, pembuatan larutan stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan.

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan jenis flora dan faunanya. Anggrek merupakan famili terbesar yang menempati 7-10% tumbuhan berbunga dan memiliki kurang lebih 20.000 sampai 35.000 jenis (Dressler, 1993), di Indonesia diperkirakan ada 4.000-5.000 jenis (Latif, 1960). Di Jawa areal hutan sudah banyak terkonversi menjadi pemukiman, perkebunan, transportasi, industri dan pembanguan fisik lainnya; sehingga populasi anggrek di alam  mulai terancam. Banyak diantara jenis-jenis anggrek yang waktu lalu banyak dan mudah dijumpai di alam, tetapi sekarang sudah sukar untuk mendapatkan kembali bahkan ada beberapa yang dianggap sudah punah di alam (Whitten, 1992). Hal tersebut disebabkan karena selain kerusakan habitat, juga karena banyak dieksploitasi untuk diperdagangkan.

Dendrobium adalah salah satu kelompok terbesar kedua di antara genus dalam keluarga anggrek (Orchidaceae), kurang lebih 1600 spesies tersebar mulai dari Jepang, Korea, Malaysia, Indonesia, New Guinea dan Australia. Anggrek dendrobium termasuk anggrek epifit memiliki sifat hidup menumpang tetapi tidak merugikan tanaman yang ditumpangi. Akar tanaman anggrek berfungsi sebagai tempat menempelkan tubuh tanaman pada media tumbuh. Akar anggrek epifit mempunyai lapisan velamen yang berongga. Lapisan ini berfungsi untuk memudahkan akar dalam menyerap air hujan yang jatuh di kulit pohon media tumbuh anggrek. Di bawah lapisan velamen terdapat lapisan yang mengandung klorofil. Akar anggrek epifit yang berambut pendek atau nyaris tak berambut. Pada anggrek terestrial (jenis anggrek tanah), akar mempunyai rambut yang cukup rapat dan cukup panjang. Fungsi rambut akar ini adalah untuk menyerap air dan zat organik yang ada di tanah (Iswanto, 2002).

Anggrek dendrobium berbatang ganda yang tumbuh ke samping dari rhizome yang menjalar ke medium tempat tumbuh. Pada ruas-ruas rhizome atau pangkal batang terdapat tunas tidur yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru dan batangnya di sebut “bulb” atau pseudobulb (Ginting, 1990). Bentuk daun tanaman anggrek menyerupai jenis tanaman monokotil pada umumnya, yakni memanjang seperti pedang dan ukuran panjang daunya bervariasi. Selain itu, daun juga mempunyai ketebalan berbeda tergantung jenisnya. Anggrek dendrobium yang tumbuh secara simpodial berbunga saat batang semunya telah dewasa dan dengan cadangan makanan yang memadai sehingga pembungaannya terpacu. Begitu selesai mengalami proses pembungaan, segera tumbuh tunas vegetatif baru yang akan berubah menjadi bunga setelah tunas serabut dewasa.
Proses pembungaan dapat terpacu lebih cepat jika jumlah batang semu dan daun dendrobium dewasa sudah cukup banyak (Sandra, 2001). Setelah bunga diserbuki dan dibuahi, sekitar 3-9 bulan kemudian muncul buah yang sudah tua. Kematangan buah sangat tergantung pada jenis anggreknya. Misalnya, pada dendrobium akan matang dalam 3-4 bulan. Pada anggrek vanda, umumnya buah matang setelah 6-7 bulan. Sementara itu, pada anggrek cattleya,  buah baru matang setelah 9 bulan. Buah anggrek merupakan buah lentera, artinya buah akan pecah ketika matang. Bagian yang membuka adalah bagian tengahnya, bukan di ujung atau pangkal buah. Bentuk buah anggrek berbeda-beda, tergantung jenisnya (Iswanto, 2002).


II.              PEMBAHASAN

Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1)      Pembuatan media
2)      Inisiasi
3)      Sterilisasi
4)      Multiplikasi
5)      Pengakaran
6)      Aklimatisasi

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. 
Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

Kedudukan anggrek Dendrobium dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan menurut Sutiyoso dan Sarwono(2002) sebagai berikut :
Kingdom : Planthae (dunia tumbuhan)
Divisio     : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (biji tertutup)
Kelas       : Monocotyledonae (biji tunggal)
Ordo        : Orchidales (bangsa anggrek-anggrekan)
Family     : Orchidaceae (keluarga anggrek-anggrekan)
Genus      : Dendrobium
Spesies    : D. bifale, D. macrophyllum, D. affine, D. phalaenopsis

Air kelapa baik digunakan pada media kultur jaringan karena mengandung zat atau bahan-bahan seperti vitamin, mineral, asam-asam amino dan asam nukleat, fosfor serta zat tumbuh auksin dan giberelat yang berfungsi sebagai penstimulir proliferasi jaringan,memperlancar metabolisme dan respirasi. Air kelapa dapat digunakan sebagai pengganti hormon sitokinin.

Pada tingkat konsentrasi tertentu air kelapa dapat menginisiasi terbentuknya tunas. Pemberian air kelapa dengan konsentrasi 150 ml/l adalah sangat efektif meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tunas-tunas samping dan akar. Hal ini dilihat dari rentang munculnya tunas tercepat. Ini diduga karena kandungan sitokinin dalam media perlakuan dengan konsentrasi tersebut lebih tinggi dari auksin sehingga memperlihatkan stimulasi pertumbuhan tunas dan daun. Sehingga meskipun akar keluar tetapi dengan bentuk potongan akar yang berukuran kecil. Hal ini terjadi karena diketahui bahwa, keberadaan auksin berperan sebagai perangsang akar, namun apabila kandungannya rendah maka akar yang muncul akan berukuran kecil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa dengan konsentrasi 100 ml/l merupakan konsentrasi optimal dalam menghasilkan jumlah tunas terbanyak, jumlah akar terbanyak dengan tinggi plantlet tertinggi dan bobot basah terberat. Hal ini diduga, karena adanya kandungan sitokinin dalam air kelapa yang tinggi dibandingan kandungan auksin yang terdapat dalam eksplan, sehingga proses pembelahan sel lebih mengarah ke pembentu-kan tunas-tunas samping atau dapat dikatakan bahwa kandungan sitokinin dalam air kelapa dalam konsentrasi tersebut dikatakan mempengaruhi asam nukleat sehingga berpengaruh terhadap sintesa protein dan pengatur aktivitas enzim dalam hal diferensiasi sel untuk  membentukan tunas plantlet anggrek D. anosmum. (Tuhuteru et. al, 2012)

Morel (1974) dalam Parera (1997), mengatakan bahwa air kelapa mampu menstimulir pembelahan sel  epidermis dan mengarah pada pembentukan protocrom jaringan supaya beregenerasi lebih lanjut dan lebih cepat. Armini et al., (1991), juga menyatakan bahwa perbandingan auksin dan sitokinin yang digunakan mempengaruhi  pembentukan tunas dan akar dalam kultur jaringan. Perbandingan antara sitokinin dan auksin yang tinggi akan mendorong pembentukan tunas, sedangkan  perbandingan sitokinin dan auksin rendah akan mendorong pembentukan akar, sehingga selain meningkatkan jumlah tunas terbanyak juga dapat meningkatkan aktifitas sitokinin yang selanjutnya meningkatkan efektifitas pembelahan sel semakin tinggi, sebab air kelapa adalah endosperm yang kaya akan makanan, maka jika air kelapa tersebut ditambahkan dalam media kultur jaringan, eksplan yang ditanam dapat tumbuh dengan baik.


III.            Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai kultur in vitro anggrek Dendrobium dapat disimpulkan bahwa:

1.   Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah pembuatan media, inisiasi, sterilisasi, multiplikasi, pengakaran, dan aklimatisasi.
2.   Air kelapa dapat digunakan sebagai pengganti hormon pada medium anggrek.


DAFTAR REFERENSI

Arditti, J. 2010. Plenary Presentation : History of Orchid Propagation. AsPac J.Mol.Biol.Biotecnol. Vol 18 (1) Supplement : 171-174.
Damayanti, E. 2011. Budidaya Tanaman Anggrek. Penerbit Araska. Yogyakarta.
Hendaryono, D.P.S., dan A.Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Mantell, S.H., J.A.Matthews, and R.A.McKee. 1985. Principles of Plant Biotechnology – An Iintroduction to Genetic Engineering in Plants. Blackwell scientific Publications. Oxford.
Mursidawati.S. 2007. Asosiasi Mikoriza dalam Konservasi Anggrek Alam. Buletin Kebun Raya Indonesia. Vol 10. No 1.Hal 24-30.
Murti, D. P. 2007. Inventarisasi Anggrek dan Inangnya di Taman Nasional Meru Betiri – Jawa Timur. Biodiversitas (8): 210-214
Tuhuteru, S.  M. L. Hehanussa, S.H.T. Raharjo. 2012. Agrologia(1): 1-12.
Pierik, R.L.M. 1987. In Vitro Culture of Higher Plants. Martinus Nijhoff Publishers. Netherlands.

Purwantoro,A., Erlina Ambarwati dan Fitria Setyaningsih. 2005. Kekerabatan Antar Anggrek Spesies Berdasarkan Sifat Morfologi Tanaman Dan Bunga. Ilmu Pertanian (12):1 - 11

Minggu, 15 Februari 2015

Acchi de Kocchi de Over There, Over Here

Singers: Acchi⇔Kocchi (Ookubo Rumi & Okamoto Nobuhiko & Fukuhara Kaori & Nabatame Hitomi & Asanuma Shintarou)
Lyrics: Hakase (IOSYS)
Composition: ARM (IOSYS)
Arrangement: ARM (IOSYS


Original / Romaji Lyrics







English Translation
Koi no imi nanka wakaranai
Anata wo mitsumetai otoshi goro)
I don't know the meaning of love.
(I'm at the age I want to gaze at you)
Wakatteru no ka? Inai no ka?
Saidai no MISUTERII da da da da da da da
Do you know? Do you not?
It's the biggest mystery, da da da da da da da
Hitori kiri sugosu hi wa
Choppiri nanika tarinakute
Minna ga sorou to yappari tanoshii
Ima wa saa asonjae!!
Days I spend all alone
It feels like a little something is missing.
When everyone gets together, it really is fun,
So for now, come on, let's play!!
Acchi de te wo totte
Kocchi de oosawagi
Honobono HAAMONII
Minna de kanaderu
Over there, take my hand
Over here, it's a big ruckus.
We'll play a heart-warming
Harmony with everyone.
Acchi de ochitsuite
Kocchi de hito yasumi
Kokoro ga pokapoka shite
Kimi ga soba ni iru
Over there, calm down.
Over here, take a quick break.
The reason why my heart is all warm
Is because you're by my side.
Ima nani shiteru ka shittete mo
Anata ga ki ni natteru
(Yappari sowa sowa shichai masu)
Even if I know what you're doing right now,
I still am curious about you.
(I really get all anxious)
Kizuiteru no ka? Inai no ka?
Kono mama ga nazo no mama da da da da da da da
Do you notice? Do you not?
It's going to stay a mystery at this rate, da da da da da da da
Itsumo mina mimamotteru
Choppiri DOKI DOKI na SUTOORII
Kokoro no kyori kan wa dono kurai nano ka?
Ki ni sezu ni tonjae!!
Everyone is always watching over
Our little heart-beating story.
I wonder how big the distance is between our hearts?
Don't worry, just jump!!
Acchi de tobi hanete
Kocchi de oosawagi
Waku waku MERODII
Minna de kanaderu
Over there, jump in the air.
Over here, it's a big ruckus.
We'll play an exciting
Melody with everyone.
Acchi de terechatte
Kocchi de hito yasumi
Kokoro ga sowa sowa shite
Kimi no soba ni iru
Over there, getting bashful.
Over here, take a quick break.
The reason my heart is all anxious
Is because you're by my side.
Acchi de te wo totte
Kocchi de oosawagi
Honobono HAAMONII
Minna de kanaderu
Over there, take my hand
Over here, it's a big ruckus.
We'll play a heart-warming
Harmony with everyone.
Acchi de ochitsuite
Kocchi de hito yasumi
Kokoro ga pokapoka shite
Kimi ga soba ni iru
Over there, calm down.
Over here, take a quick break.
The reason why my heart is all warm
Is because you're by my side.

Sabtu, 14 Februari 2015

My Lovely Orchid, Crystal bell aka Didymoplexis pallens


Yupy.... back up data... Photo-photo tentang anggrek kesayanganku....

Anggrek ini ditemukan di Gunung Tugel, Purwokerto Utara.  Akhir September 2014 dan dinyatakan tidur kembali 1 Januari 2015. Berasa udah punah aja... Well enjoy my gallery
Penggalian Si Didy sebenarnya ini di serasah bambu
Ini dia pemandangan Gunung Tugel dah mulai digunduli

Ini vegetasi sekitarnya.... Bambuuu.... belum ku iden sih...

Ini dia si Cantik Didy

Bersembunyi di balik semak rumput

Ini buahnya... udah matang... bentar lagi pecah
udahan dulu ah,,, nanti lanjut klo udah masuk pembahasan

Anggrek Saprofit

Okelah klo begitu~~~ akhirnya pendahuluannya dianggap bagus oleh pakar anggrek alam Biologi UNSOED... -sombong dikit dosen pembimbing dikit ah- Nyahahaha~~~
This is my indroduction eh salah This my Chapter 1 Introduction

Summary

Anggrek memiliki bentuk bunga dan warna yang menarik, termasuk dalam famili Orchidaceae. Famili ini terdiri dari 800 genus dan diperkirakan lebih dari 25.000 species. Jenis tumbuhan anggrek termasuk dalam Appendix Konvensi CITES digolongkan sebagai tanaman yang terancam(endangered). Penelitian eksploratif untuk karakterisasi tumbuhan khususnya anggrek saprofit saat ini dirasakan sangat penting karena banyak habitat anggrek alam yang rusak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakterisasi spesies dan fenologi bunga anggrek saprofit di Gunung Tugel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dilakukan dengan pengambilan data secara acak terpilih.  Parameter yang diamati adalah karakter morfologi akar, batang, daun. Karakter fenologi yang diamati meliputi ukuran panjang tangkai perbungaan, muncul kuncup bunga, pertambahan ukuran kuncup bunga, ukuran tangkai bunga dan calon buah, waktu mekar bunga, panjang ukuran buah.

Chapter 1

Anggrek memiliki bentuk bunga dan warna yang menarik. Tumbuhan ini dapat dijumpai hampir di berbagai tempat, kecuali Antartika dan padang pasir. Tumbuhan anggrek yang diperkirakan mempunyai 800 genus dan diperkirakan lebih dari 25.000 species menjadikan jenis tumbuhan ini yang paling banyak macamnya. Anggrek dalam penggolongan taksonomi, termasuk dalam famili Orchidaceae, salah satu famili yang sangat besar dan memiliki variasi sangat banyak. Tanaman anggrek mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi baik dalam bentuk bunga pot maupun bunga potong (Darmono, 2003 dan Puspita, dkk , 2011).
Jenis tumbuhan anggrek termasuk dalam Appendix Konvensi CITES berada pada status terancam (endangered). Ancaman terhadap tumbuhan anggrek secara umum disebabkan oleh aktivitas manusia yaitu perubahan atau rusaknya habitat tumbuhan anggrek baik rusak total atau alih fungsi lahan maupun terjadinya fragmentasi habitat (Das dan Khumbongmayum, 2006)  Penelitian eksploratif untuk karakterisasi tumbuhan khususnya anggrek saat ini dirasakan sangat penting. Data dari World Conservation Monitoring Center (1995), menunjukkan bahwa anggrek merupakan tumbuhan yang menerima ancaman kepunahan tertinggi yaitu sebanyak 203 jenis (39%), jika dibandingkan dengan jenis tumbuhan asli Indonesia berstatus terancam yang lain, bahkan tidak menutup kemungkinan bila sudah banyak anggrek yang punah sebelum sempat dideskripsi atau didokumentasikan.
Menurut Anonim (2013) anggrek memiliki beberapa spesises yang nilai komersial berbeda. Anggrek yang bisa dikatakan kurang menarik dilihat dari bentuk, warna, dan bunganya kecil,. Anggrek semacam itu disebut sebagai anggrek botanik, yaitu anggrek yang jika dilihat dari sudut ilmu pengetahuan, khususnya taksonomi sangat penting, tetapi secara ekonomis kurang, beberapa jenis anggrek botanik yang unik yang ditemukan adalah jenis-jenis anggrek saprofit yaitu Didymoplexis pallens Griff., Epipogium roseum (D. Don) Lindl., dan Gastrodia crispa J.J.Smith. Anggrek saprofit hidup pada serasah dan humus. Hidup daerah yang  tertutup vetegasi dan sedikit cahaya matahari. Informasi mengenai anggrek saprofit masih sangat minim. Hal ini dikarenakan anggrek ini cukup sulit ditemui. Berbunga disaat tertentu saja, umumnya awal musim penghujan. Karena saat jarang ditemukan dan hanya muncul dalam waktu yang singkat, misal Didymoplexis. Hanya berbunga beberapa hari. Informasi tentang pembungaannya pun sangat sedikit.
Informasi tentang pembungaan anggrek sangat penting. Hal ini dikarenakan pembungaan adalah fase generatif dari anggrek, dan merupakan fase reproduksi. Karena pada fase itu terjadi proses awal bagi suatu tumbuhan untuk berkembang biak. Suatu tumbuhan akan memiliki perilaku yang berbeda-beda pada pola perbungaan dan perbuahannya, akan tetapi pada umumnya diawali dengan pemunculan kuncup bunga dan diakhiri dengan pematangan buah. Fenologi perbungaan suatu jenis tumbuhan adalah salah satu karakter penting dalam siklus hidup tumbuhan. (Tabla dan Vargas, 2004).
Hutan Pendidikan Gunung Tugel terletak di Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa tengah berada pada 126-157 mdpl. Hutan ini ditumbuhi berbagai macam vegetasi, dan tanaman anggrek khususnya saprofit merupakan tanaman yang belum diteliti. Anggrek saprofit adalah anggrek yang masih sedikit informasi, mulai dari karakter, fenologi hingga manfaatnya. Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka beberapa masalah perlu dikaji bagaimana karakterisasi spesies anggrek saprofit di Gunung Tugel dan bagaimana fenologi spesies anggrek saprofit di Gunung Tugel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi spesies anggrek saprofit di Gunung Tugel, dan untuk mengetahui fenologi bunga anggrek saprofit di Gunung Tugel.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan memberikan informasi mengenai karakterisasi morfologi anggrek saprofit. Selain itu data fenologi anggrek saprofit di Gunung Tugel  dan dapat digunakan sebagai data konservasi pelestarian.

Sementara ini dulu dah... masih direpisi... Semoga dapat dana penelitian untuk anggrek khususnya di Pulau Jawa... Dapat jadi peneliti.... terutama tanaman Anggrek, Semoga bisa jadi pengusaha, peneliti anggrek, ma peneliti tentang energi....-kemaruk- Penelitian energi tentang panel surya... :3 I think it impossible sarjana Biologi ya... Amiin... 
Mencari lowongan pekerjaan. calon lulusan Biologi UNSOED IPK < dari 3,00 TwT
Kelebihan: masih dalam proses... :v 

Jumat, 13 Februari 2015

Perjuangan skripsi akhirnya menampakan hasil.... Mulai membaik thehehehehe....

Orkhidologi

 Orkhidologi adalah Ilmu tentang Anggrek 
This is my favorite class.... Thehehehe It's all about orchid flower. Orchidaceae. Salah satu famili terbesar...Indonesia memiliki keanekaragaman anggrek yang tinggi. Tapi industri bunga potongnya di Indonesia kenapa masih kurang ya... I wonder.... But Enjoy my article about Orchidologi... Orkhidologi (Orchidology)  pada bae lah~~~

Orkhidologi adalah kajian ilmu tentang anggrek.Termasuk dalam cabang kajian botani.

Bidang yang dikaji

Taksonomi Anggrek
Klasifikasi anggrek(Orchidaceae)

Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Anggrek


Kultur In vitro
Secara umum menggunakan media MS

Hama dan penyakit Anggrek dan pengendaliannya



Dan segala hal mengenai Anggrek

Still loading...

Tungga, PD. 2015. Orkhidologi. tunggadewa21.blogspot.com diakses pada tanggal
13 Februari 15, Masih artikel awal. Silahkan berdiskusi tentang anggrek.... :3

Kamis, 12 Februari 2015

POTENSI ANGGREK SEBAGAI TANAMAN OBAT

POTENSI ANGGREK SEBAGAI TANAMAN OBAT


Oleh

                          Ade Ayu Nuranini                        B1J011009
                          Yuli Wulandari                             B1J010071
                          Prasadhana Tungga Dewa           B1J010079



Makalah Tugas Terstruktur Orkhidologi




KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2014


I.                Pendahuluan


Anggrek adalah kelompok yang paling banyak di alam dari tanaman berbunga dan memiliki tersebar di seluruh dunia dari daerah tropis ke  daerah alpine yang tinggi . Anggrek menunjukkan berbagai keanekaragaman dalam ukuran, bentuk dan warna bunga mereka. Meski secara umum tumbuh sebagai tanaman hias , banyak juga yang digunakan sebagai obat herbal dan makanan. Anggrek memiliki nilai budaya di berbagai suku dan budaya di berbagai belahan dunia . Anggrek telah digunakan di berbagai belahan dunia dalam sistem pengobatan tradisional serta dalam pengobatan sejumlah penyakit sejak zaman kuno. Meskipun Orchidaceae dianggap sebagai keluarga terbesar dari kerajaan tanaman , beberapa studi telah dilakukan mengenai sifat obat mereka. Menghubungkan pengetahuan asli anggrek obat untuk kegiatan penelitian modern memberikan pendekatan baru yang handal , untuk penemuan obat baru, jauh lebih efektif daripada dengan hanya percobaan acak dari koleksi. Banyak dari anggrek jenis ini menghadapi bahaya ekstrim kepunahan karena eksploitasi berlebihan dan hilangnya habitat (Pant, 2013).

Pada beberapa abad yang lalu, anggrek mempunyai peran penting dalam pengembangan teknik pengobatan herbal yang menggunakan bahan dari tumbuh-tumbuhan. Penggunaan obat tradisional dengan bahan tanaman Anggrek telah digunakan dalam pengobatan tradisional dalam upaya untuk mengobati banyak penyakit. Mereka telah digunakan sebagai sumber obat herbal di Cina sejak 2800 SM. Gastrodia elata adalah salah satu spesies anggrek dari genus Gastrodia adalah salah satu dari tiga jenis anggrek yang tercantum dalam Materia Medica yang  pertama dikenal di Cina sebagai jenis anggrek yang digunakan untuk pengobatan(Shennon bencaojing).


II.              PEMBAHASAN


Orchidaceae dianggap sebagai keluarga terbesar dari kerajaan tumbuhan terdiri dari 25,000-35,000 spesies. Studi mengenai sifat obat mereka sangat terbatas. Informasi sebatas nilai-nilai obat anggrek mengenai sifat terapeutik. Kompilasi informasi mengenai efek obat sangat penting untuk memberikan acuan bagi pengembangan obat banyak penyakit  saat ini. Sebagai contoh, terdapat beberapa anggrek dari subtribe Dendrobiinae telah digunakan secara ekstensif sebagai obat dan suplemen kesehatan di Cina dan sekitarnya. Shih – Hu (Obat yang menggunakan bahan dasar puluhan jenis Dendrobium-khususnya Dendrobium nobile) menyandang predikat obat yang berharga dan telah digunakan semenjak zaman Dinasti Han (200 SM). Beberapa spesies Dendrobium yang bersangkutan telah dibudidayakan untuk dikirim ke daerah dimana banyak terdapat komunitas Etnik Tionghoa yang tersebar di seluruh dunia, sementara Dendrobium moniliforme masih mengandalkan kiriman dari Jepang. Shih – Hu artinya ‘Batu Kehidupan’, mengacu kepada tanaman tersebut yang memiliki sifat tahan suhu dingin dan menguatkan yang sesuai dengan doktrin ketimuran dimana suatu sifat ke’obat’an tanaman tersebut harus sesuai dengan karakteristiknya. Secara tradisional digunakan sebagai tonik untuk memperkuat sistem yin yang berhubungan dengan umur panjang dan kejantanan. Dendrobium nobile mengandung beberapa alkaloid, salah satunya adalah dendrobine yang mengendalikan dan memicu aktifitas farmalogikal.
Di Papua Nugini daun dari Dendrobium sp. digunakan untuk meredakan batuk dan juga beberapa spesies dari seksi Monanthos digunakan untuk menghentikan pendarahan dalam. Orang India menggunakan Dendrobium monticola dan Dendrobium ovatum untuk menghaluskan kulit, sementara Dendrobium moschatum digunakan untuk mengobati sakit telinga. Dendrobium bifarium, Dendrobium planibulbe, dan Dendrobium purpureum digunakan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit kulit di Indonesia. Dendrobium crumenatum digunakan sebagai obat untuk sakit telinga dan peradangan pada telinga di Malaysia dan Jawa. Di Queensland dikenal Dendrobium discolor sebagai obat infeksi dan minyak gosok untuk infeksi cacing gelang. Dendrobium hymenanthum digunakan untuk menggunakan penyakit edema / busung air di daerah Malaysia bagian barat. Dendrobium subulatum digunakan di Malaysia untuk meredakan sakit kepala, dan di Tahiti daun Dendrobium crispatum yang telah dimemarkan digunakan untuk menghilangkan sakit kepala dan sakit akut. Dendrobium taurinum di Philipina digunakan untuk mengatasi kerontokan. Beberapa jenis anggrek juga digunakan sebagai obat kejantanan seperti Dendrobium acinaforme di Ambon, Dendrobium chryseum di India, Dendrobium moniliforme di Taiwan dan Korea, dan Dendrobium nobile di Cina.
Batang berdaging yang kaya mukopolisakarida mirip dengan dua spesies dengan morfologi dan obat sifat penting, Dendrobium officinale, dan Dendrobium huoshanense, menunjukkan Dendrobium wangliangii mungkin memiliki nilai obat tinggi yang dikonfirmasi oleh fakta bahwa penduduk setempat mengumpulkan untuk keperluan pengobatan. Selain itu, tanaman memiliki nilai hias tinggi karena bunga-bunga merah muda yang besar dan mencolok yang sangat menarik dibandingkan dengan berdaging kecil batang (Zhao, D., 2013)


III.            KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.     Terdapat Anggrek yang memiliki efek obat, seperti Dendrobium monticola dan Dendrobium ovatum untuk menghaluskan kulit, Dendrobium purpureum digunakan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit kulit, Dendrobium crumenatum digunakan sebagai obat untuk sakit telinga dan peradangan pada telinga, Dendrobium discolor sebagai obat infeksi dan minyak gosok untuk infeksi cacing gelang, Dendrobium hymenanthum digunakan untuk menggunakan penyakit edema / busung air, Dendrobium subulatum digunakan untuk meredakan sakit kepala, dan Dendrobium taurinum digunakan untuk mengatasi kerontokan.
2.     Anggrek yang memiliki efek obat terancam punah karena aktivitas manusia dan berkurangnya habitat.



DAFTAR REFERENSI

Hias, F.Rahardi, Sri Wahyuni, Eko M. Nurcahyo. 1993. Agribisnis Tanaman. Jakarta: Penerbar Swadaya

Osman, Fiyanti, dan Indah P. 1989. Anggrek Dendrobium. Jakarta: Penebar Swadaya IKAPI.

Pant, Bijaya. 2013. Medicinal orchids and their uses: Tissue culture apotential alternative for conservation. African Journal of Plant Science 7(10): 448-467

Sutarni M. Soeryowinoto, Merawat Anggrek , Jakarta: Penerbit Yayasan Kanisius,

Zhao, D., Guangwan H., Zhiying C., Yana S., Li Z., Anjun T. and Chunlin Lo. 2013. Micropropagation and in vitro flowering of Dendrobium wangliangii: A critically endangered medicinal orchid. Journal Medical Plants Research 7(28): 2098-2110